Laman

Rabu, 02 Februari 2011

Pertempuran 5 Hari di semarang

Tugu Muda SemarangBermula dari tentara Jepang yang masih bercokol di wilayah Semarang meskipun Soekarno - Hatta atas nama Bangsa Indonesia telah mengumumkan kemerdekaan Indonesia melalui Proklamasi. Pada hari yang sama berita proklamasi tersebut tersiar juga siang harinya di Mesjid Kauman sebelum khotbah sholat jumat dilaksanakan.
Bulan-bulan berikutnya tentara Jepang makin gelisah menghadapi keadaan yang semakin genti setelah tertembaknya seorang pejabat kesehatan, Dokter Kariadi. Tentara Jepang memutuskan bertindak dengan pertimbangan lebih baik menyerang terlebih dahulu daripada diserang oleh para pemuda Semarang.
Tanggal 14 Oktober 1945, pergerakan tentara Jepang dari Markas Kido Butai di Jatingaleh sebagai awal Pertempuran Lima Hari di Semarang dimulai. 
Formasi siap tempur tentara Jepang adalah:
  • Pasukan tempur anak buah dari Mayor Yagi, sebanyak 472 orang
  • Kompi meriam dipimpin oleh Kapten Fukuda, sebanyak 66 orang
  • Kompi 9 dipimpin oleh Kapten Motohiro, sebanyak 155 orang
  • Kompi 10 dipimpin oleh Kapten Nakasima, sebanyak 155 orang
  • Pasukan cadangan, dipimpin oleh Kapten Yamada, sebanyak 101 orang
Pergerakan formasi tentara Jepang meyerang Kota Semarang sebagai berikut. Mayor Yagi akan bertugas disebelah kiri dengan sasaran Markas BKR, Polisi, Jalan Pemuda, sebelah kiri dan kanan jalan dan seterusnya memelihara keamanan di daerah itu. Kompi 9 dan kompi 10 akan bergerak ke kanan dengan sasaran utama penjara Mlaten, sekolah dagang dan terus menuju Demak.
Tentu saja pegerakan tentara Jepang ini mendapat perlawanan seluruh penduduk Semarang. Semrang diberbagai tempat terjadi perlawanan hebat. Para pejuang bersatu untuk tetap mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih sampai titik darah penghabisan. Menurut catatan sejarah, pertempuran mereda pada tanggal 19 Oktober 1945. Oleh bangsa Indonesia, peristiwa itu dikenang sebagai peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar